Sabtu, 07 April 2012

Karya Tulis Ilmiah

BAB I
PENDAHULUAN
Karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang disajikan secara ilmiah dalam sebuah forum atau media ilmiah. Karakteristik keilmiahan sebuah karya terdapat pada isi, penyajian, dan bahasa yang digunakan. Isi karya ilmiah tentu bersifat keilmuan, yakni rasional, objektif, tidak memihak, dan berbicara apa adanya. Isi sebuah karya ilmiah harus fokus dan bersifat spesifik pada sebuah bidang keilmuan secara mendalam. Kedalaman karya tentu sangat disesuaikan dengan kemampuan sang ilmuan. Bahasa yang digunakan juga harus besifat baku, disesuaikan dengan sistem ejaan yang berlaku di Indonesia. Bahasa ilmiah tidak menggunakan bahasa pergaulan, tetapi harus menggunakan bahasa ilmu pengetahuan, mengandung hal-hal yang teknis sesuai dengan bidang keilmuannya.
Sebenarnya, penulisan karya ilmiah merupakan kegiatan yang sama dengan proses penulisan pada umumnya. Kegiatan menulis pada dasarnya kegiatan menyampaikan atau menyajikan gagasan atau pikiran, informasi, kehendak, kepentingan, dan berbagai pesan kepada pihak lain dalam bahasa tulis. Kegiatan menulis karya ilmiah tentu dipahami sebagai kegiatan menyampaikan pengetahuan dalam bahasa tulis. Karya ilmiah juga biasanya menggunakan media ilmiah, seperti jurnal ilmiah atau forum ilmiah.
Sebuah karya tulis yang baik tentu komunikatif, maksudnya pesan yang disampaikan dipahami pembaca sebagaimana maksud si penulis. Tulisan yang komunikatif disampaikan melalui bahasa – bahasa yang tersusun sistematis, mudah dicerna, tidak bertele – tele, dan tidak bermakna ganda (ambigu). Menulis karya ilmiah, dengan bahasa lain adalah menyusun kalimat – kalimat bermakna dalam sebuah rangkaian informasi yang berguna untuk pembaca. Karya tulis ilmiah tidak selamanya berawal dari hasil penelitian. Karya tulis ilmiah juga dapat dihasilkan dari pemikiran-pemikiran mendalam yang dilengkapi dengan kajian kepustakaan.



BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI KARYA ILMIAH

Ada beberapa definisi mengenai karya ilmiah :
• Dalam buku yang di tulis Drs.Totok Djuroto dan Dr. Bambang Supriyadi disebutkan bahwa karya ilmiah merupakan serangkaian kegiatan penulisan berdasarkan hasil penelitian, yang sistematis berdasar pada metode ilmiah, untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang muncul sebelumnya.
• Menurut Brotowidjoyo, karya ilmiah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut Metodologi penulisan yang baik dan benar.
• Menurut Hery Firman, karya ilmiah adalah laporan tertulis dan ai publikasikan dipaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang teliah dilakukan oleh seorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Dari berbagai macam pengertian karya ilmiah di atas dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksud karya ilmiah dalam makalah ini adalah,
suatu penulisan yang berdasarkan penelitian yang ditulis secara sistematis, berdasarkan fakta dan data di lapangan dengan menggunakan pendekatan metode ilmiah.
Karya ilmiah, suatu tulisan yang didalamnya membahas suatu masalah. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyedikan, pengamatan, pengumpulan data yang dapat dari suatu penelitian,baik penelitian lapangan, tes labolatorium ataupun kajian pustaka. Maka dalam memaparkan dan menganalisis datanya harus berdasarkan pemikiran ilmiah,yang dikatakan dengan pemikiran ilmiah disini adalah pemikiran yang logis dan empiris.
Karya ilmiah harus ditulis secara jujurdan akurat berdasarkan kebenaran tanpa mengingat akibatnya. Kebenaran dalam karya ilmiah adalah kebenaran yang objektif-positif, sesuai dengan data dan fakta di lapangan, dan bukan kebenaran yang normatif.berdasarkan hal semacam ini, jelas bahwa sebuah tulisan yang disebut sebagai karya ilmiah harus memiliki persyaratan-persyaratan khusus, seperti yang disebutkan Brotowidjojo yang ditulis oleh Yunita T. Winarto Dkk, dalam bukunya karya ilmiah sosial, bahwa karya ilmiah memiliki syarat- syarat sebagai berikut :
A. Menyajikan fakta secara objektif
B. Mengemukakan segala uraian secara kejujuran
C. Disusun secara sistematis
D. Cenderung bersifat induktif.
E. Bertolak dari hipotesis tertentu.
F. Menghindari tindakan yang manifilatif .
G. Bersifat ekspositiris maupun argumentatif
Untuk memperjelas jawaban ilmiah terhadap permasalahan atau pertanyaan yang ada dalam suatu penelitian, penulisan karya ilmiah harus menggali khazanah pustaka, guna melengkapi teori-teori atau konsep-konsep yang relevan dengan permsalahan yang ingin dijawabnya. untuk itu penulisan karya ilmiah harus rajin dan teliti dalam hal membaca dam mencatat konsep-konsep serta teori-teori yang mendukung karya ilmiahnya tersebut.
2.2 FUNGSI KARYA ILMIAH

Secara mendasar fungsi karya ilmiah adalah sebagai sarana komunikasi akademik dalam sebuah bidang kajian keilmuan. Fungsi lainnya adalah sebagai fungsi ekpresif dan fungsi instrumental. Fungsi ekspresif adalah seseorang dapat menuangkan berbagai gagasan tertulis yang dikomunikasikankepada pihak lain. Menulis berdasarkan fungsi ini adalah usaha pemenuhan kebutuhan diri seseorang sebagai ilmuwan atau sebagai manusia yang berpikir. Sementara itu, fungsi instrumental adalah bahwa menulis menjadi media bagi seseorang untuk meraih tujuan-tujuan lainnya.
Apabila kita bersepakat bahwa menulis itu berkomunikasi dengan orang lain, maka akan didapati fungsi menulis sebagaimana fungsi komunikasi, yakni:
• Fungsi sosial.
Menulis akan menentukan citra diri dan eksistensi diri para penulis secara sosial. Bagi kalangan akademik, kemampuan menulis merupakan kebanggaan, karena mereka menyadari bahwa menulis merupakan keterampilan tingkat tinggi yang tidak dimiliki setiap orang. Dengan kemampuan menulis, orang akan mendapatkan posisi-posisi sosial yang sebelumnya tidak diperoleh. Popularitas dan legalitas sosial merupakan hal yang secara nyata bersignifikan dengan kebiasaan menulis seseorang.
• Fungsi ekspresi.
Menulis diyakini sebagai media untuk mengekspresikan pikiran, ide, gagasan, imajinasi si penulis. Melalui tulisan, para penulis bisa menyampaikan keinginan, penyesalan, kegalauan, angan-angan, ambisi, pendapat, bahkan cita-cita hidupnya. Melalui tulisan pula seseorang bisa mengetahui pikiran dan perasaan orang lain.
• Fungsi Ritual
Mungkin saja dengan menulis dan membacakannya kegiatan ritual disampaikan. Melalui tulisan orang menyampaikan bela sungkawa. Melalui tulisan pula orang menyampaikan doa dan ucapan selamat. Tulisan mungkin saja telah menyebabkan orang yang stress dan prustasi menjadi semangat dan optimis. Menulis ternyata bisa berfungsi ritual dalam konteks ini.
• Fungsi instrumental
Menulis juga bisa menjadi alat untuk mengubah sesuatu (informasi, sikap, pendapat, pandangan) seseorang terhadap sesuatu. Seseorang yang semula berpandangan picik terhadap reformasi mahasiswa, mungkin saja berubah ketika membaca sebuah tulisan tentang reformasi. Seseorang yang memiliki sikap jahat mungkin saja sadar akan perbuatannya setelah membaca sebuah buku keagamaan. Inilah yang dimaksud dengan fungsi intrumental menulis.

2.3 JENIS – JENIS KARYA TULIS ILMIAH

Menurut Soehardjono (2006) meskipun berbeda macam dan besaran angka kreditnya, semua KTI (sebagai tulisan yang bersifat ilmiah) mempunyai kesamaan, yaitu hal yang dipermasalahkan berada pada kawasan pengetahuan keilmuan kebenaran isinya mengacu kepada kebenaran ilmiah kerangka sajiannya mencerminan penerapan metode ilmiah tampilan fisiknya sesuai dengan tata cara penulisan karya ilmiah. Secara garis besar, karya ilmiah di klasifikasikan menjadi dua, yaitu karya ilmiah pendidikan dan karya ilmiah penelitian
1. Karya iImiah Pendidikan
Karya ilmiah pendidikan digunakan tugas untuk meresume pelajaran, serta sebagai persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan. Karya ilmiah pendidikan terdiri dari :
1.1 Paper (Karya Tulis).
Paper atau lebih populer dengan sebutan karya tulis, adalah karya ilmiah berisi ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu atau ringkasan dari suatu ceramah yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya. Tujuan pembuatan paper ini adalah melatih mahasiswa untuk mengambil intisari dari mata kuliah atau ceramah yang diajarkan oleh dosen, penulisan paper ini agak di perdalam dengan beberapa sebab antara lain, Bab I Pendahuluan , Bab II Pemaparan Data, Bab III Pembahasan atau Analisisdan Bab IV Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.


1.2 Pra Skripsi
Pra Skripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai persyaratan mendapatka gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini disyaratkan bagi mahasiswa pada jenja0ng akademik atau setingkat diploma 3 ( D-3) .
Format tulisannya terdiri dari Bab I Pendahuluan (latar belakang pemikiran, permasalahan, tujuan penelitian atau manfaat penelitian dan metode penelitian). Bab II gambaran umum ( menceritakan keadaan di lokasi penelitian yang dikaitkan dengan permasalahan penelitian, Bab III deskripsi data ( memaparkan data yang diperoleh dari lokasi penelitian). Bab IV analisis (pembahasan data untuk menjawab masalah penelitian). Bab V penutup ( kesimpulan penelitian dan saran )
1.3 Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta- fakta empiris-objektif baik berdasarkan peneliian langsung (observasi lapangan ) maupun penelitian tidak langsung ( study kepustakaan) skripsi ditulis sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana S1. Pembahasan dalam skripsi harus dilakukan mengikuti alur pemikiran ilmiah yaitu logis dan emperis.
1.4 Thesis
Thesis adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dari pada skripsi, thesis merupakan syarat untuk mendapatkan gelar magister (S-2). Penulisan thesis bertujuan mensinthesikan ilmu yng diperoleh dari perguruan tinggi guna mempeluas khazanah ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah master, khazanah ini terutama berupa temuan-temuan baru dari hasil suatu penelitian secara mendalam tentang suatu hal yangmenjadi tema thesis tersebut.
1.5 Disertasi
Disertasi adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan analisis terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru besar atau penguji pada sutu perguruan tinggi, desertasi berisi tentang hasil penemuan-penemuan penulis dengan menggunakan penelitian yang lebih mendalam terhadap suatu hal yang dijadikan tema dari desertasi tersebut, penemuan tersebut bersifat orisinil dari penulis sendiri, penulis desertasi berhak menyandang gelar Doktor.
2.4 Bahasa Karya Ilmiah
Karya tulis ilmiah harus menggunakan bahasa ilmiah, yakni bahasa resmi yang digunakan dalam bidang keilmuan. Bahasa keilmuan tentu bukan bahasa pergaulan sehari-hari atau bahasa populer yang disajikan di berbagai media. Karena karya ilmiah terbatas pembaca dan medianya, maka bahasa yang digunakannya lebih terbatas pula, mungkin hanya dipahami oleh mereka yang memiliki bidang keilmuan yang sama.
Secara umum, bahasa ilmiah adalah bahasa Indonesia yang baku (resmi) dan mengandung hal-hal teknis yang sesuai dengan bidang keilmuannya. Bahasa yang demikian memiliki karakteristik-karakteristik berikut.
a) kencedekiaan.
Bahasa karya ilmiah harus mengandung sebuah bidang keilmuan (cendekia) melalui pertanyaan yang tepat.
b) lugas dan jelas
Bahasa karya tulis ilmiah harus disajikan dalam bahasa yang memiliki makna yang jelas, tidak bertele-tele dan tidak bermakna ganda. Bahasa yang digunakan harus pasti dan memberikan kepastian kepada pembaca.
c) formal dan objektif
Bahasa karya tulis ilmiah harus disajikan secara formal, baik dalam hal penggunaan kosakata, diksi, kalimat, dan sistem ejaaan yang digunakan. Objektif berarti menyajikan fakta dalam bahasa yang langsung dan tidak berpihak kepada siapapun.
d) Ringkas dan padat
Bahasa karya tulis ilmiah harus disajikan secara tingkas, langsung pada sasaran yang dimaksud, dan padat secara isi. Dalam karya tulis ilmiah panjang uraian tidak menentukan baik-buruknya sebuah karya tulis. Oleh karena itu, bahasa yang disajikan harus bahasa yang ringkas dan padat.
e) Konsisten
Bahasa yang konsisten adalah bahasa yang stabil dan mapan dipakai penulis, terutama dalam hal istilah atau penggunaan diksi. Konsistensi isilah dan diksi penting dalam karya ilmiah.
Aspek bahasa yang juga harus diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah adalah terdapat berbagai kesalahan yang dilakukan, misalnya kesalahan penalaran atau logika yang tercermin dalam kalimat dan isi, kesalahan pemakaian dan penulisan kata (diksi), kesalahan dalam penyusunan kalimat dan kesalahan dalam pemakaian ejaan dan tanda baca. Kesalahan-kesalahan tersebut tentu harus dihindari mengingat akan berpengaruh terhadap isi karya itu dipahami para pembacanya. Kesalahan penalaran dan logika bisanya terjadi karena kurang sistematisnya atau kurang jelasnya informasi yang disampaikan dalam kalimat dan teks tersebut.
2.5 Ciri-ciri Karya Ilmiah
1. Mendalam/Tuntas,
segi-segi masalah dikupas secara mendalam atau masalah dibahas sampai ke akar-akarnya; membicarakan topik secara mendetil.
Bagaimana agar dapat dibahas dengan tuntas?
• jangan memilih masalah/topik yang terlalu luas
• Mengambil sampel yang proposional
• Melengkapi data literatur sebagai sumber rujukan
2. Objektif
keterangan dikemukakan apa adanya sesuai dengan data dan fakta yang diperoleh;
Keobjektifan karya ilmiah dapat dicapai dengan
• Menggunakan data literatur dan data lapangan yang memadai (datanya harus representatif)
• Tidak memanipulasi data
3. Sistematis
uraian disusun menurut pola tertentu sehingga jelas urutan dan kaitan antara unsur-unsur tulisan (berkesinambungan, berurutan, berkaitan)
4. Cermat
berupaya menghindari kesalahan/kekeliruan
5. Lugas
artinya pembicaraan langsung pada persoalan yang dikaji
tanpa basa-basi.
6. Tidak emosional, artinya tanpa melibatkan perasaan
7. Berlaku umum (kesimpulan berlaku bagi semua populasi kajian) ---à kebenarannya dapat diuji

8. Logis,
segala keterangan yang disajikan memiliki dasar dan alasan yang masuk akal
9. bernas, artinya meskipun uraian itu singkat, isinya padat.
10. Jelas, keterangan yang dikemukakan dapat mengungkap makna secara jernih sehingga mudah dipahami pembaca
11. Terbuka, tidak menutup kemungkinan adanya pendapat baru
12. bahasa baku, tepat, ringkas, dan jelas
Contoh bahasa dalam karya ilmiah
Pohon itu ditanam sedalam ½ meter
Berat maksimal yang diperbolehkan 5 ton
Tiang yang harus disediakan sangat banyak
Volume pekerjaan per jam sangat padat
mahasiswa itu sangat pandai à baku/tidak kuantitatif
2.6 Langkah – langkah Penyusunan Karya Ilmiah
Maxine Hairston (1986: 6) menyebutkan bahwa tulisan yang baik itu harus bersifat signifikan, jernih, ekonomis, bersifat membangun, dan gramatik (good writing is significant, clear, unifiel, economical, developed, and grammatical). Tentu ini syarat umum dalam sebuah tulisan, mengingat tulisan itu harus dibaca orang. Tulisan memang harus berkaitan (signifikan) dengan suatu permasalahan yang menarik. Kalau tidak, tulisan tersebut tidak akan dibaca. Tulisan juga harus jernis, tidak tendensius, karena unsur subjektif tidak terlalu disenangi para pembaca. Tulisan juga harus ekonomis agar pembaca tidak jenuh saat membaca. Tulisan pun harus bertatabahasa karena itu mencerminkan logika bahasa yang dipakai penulis.
Untuk mendapatkan tulisan yang baik, diperlukan strategi dan langkah-langkah penulisan karya ilmiah secara sistematis. David Nunan (1991) dalam Syihabuddin (2006) merinci tahapan dalam menulis, yakni tahap prapenulisan, tahap penulisan dan tahap revisi atau perbaikan tulisan. Kegiatan-kegiatan ini untuk menunjukkan bahwa menulis membutuhkan proses yang berkesinambungan. Pada tahap prapenulisan, kita harus menyiapkan beberapa hal yang mendukung terciptanya tulisan, pada tahap penulisan penulis berfokus pada hasil berupa draf tulisan, dan pada saat pascapenulisan fokus penulis diarahkan pada perbaikan tulisan.
McCrimmon (1984:10) menjelaskan bahwa proses menulis terdiri atas tiga tahap, yakni perencanaan, membuat draf, dan merevisi. Perencaan berkait erat dengan bagaimana kita memulai menulis. Demikian pula, bagaimana kita menggunakan memori untuk kepentingan menulis. Membuat draf artinya membuat garisbesar tulisan. Merevisi artinya
meneliti kembali tulisan agar tidak mengandung kesalahan yang membuat tulisan itu tidak baik.
Dalam hal gagasan, DePorter (1999:181) menyebutkan bahwa pengelompokkan (clustering) adalah salah satu cara memilah gagasan-gagasan dan menuangkannya ke atas kertas secepatnya, tanpa pertimbangan. Hal ini dilakukan dengan beberapa tahap:
1. Melihat gagasan dan membuat kaitan antara gagasan.
2. Mengembangkan gagasan yang telah dikemukakan.
3. Menelusuri jalan pikiran yang ditempuh otak agar mencapai suatu konsep.
4. Bekerja secara alamiah dengan gagasan-gagasan tanpa penyuntingan atau pertimbangan.
5. Memvisualisasikan hal-hal khusus dan mengingatnya kembali dengan mudah.
6. Mengalami desakan kuat untuk menulis.

Dalam rangka menghindari hambatan-hambatan yang dialami saat menulis, DePorter (1999:187) memberikan kiat-kiat, yakni:
1. pilihlah suatu topik
2. gunakan timer untuk jangka waktu tertentu.
3. Mulailah menulis secara kontinu walaupun apa yang Anda tulis adalah ―Aku tak tahu apa yang harus kutulis‖.
4. Saat timer berjalan, hindari:

Pengumpulan gagasan
Pangaturan kalimat
Pemeriksaan tata bahasa
Pengulangan kembali
Mencoret atau menghapus sesuatu
5. Teruskan hingga waktu habis dan itulah saatnya berhenti.
Proses menulis tidak selalu mengikuti panduan di atas, adakalanya seseorang memiliki cara atau strategi tertentu. Hal in dapat dibenarkan sepanjang tujuannya sama menghasilkan tulisan yang baik. Banyak penulis yang tidak mau terikat oleh panduan-panduan yang dianggapnya membelenggu. Sebagai sebuah proses kreatif menulis memang tidak selalu dapat diatur dan diurutkan berdasarkan hal-hal di atas, namun juga terdapat spontanitas dan improvisasi yang memiliki posisi penting dalam kreatif menulis. Namun demikian, setiap gagasan atau ide tidak selalu mudah diingat oleh penulis. Oleh karena itu penulis dengan gaya yang dimilikinya tetap harus mencatat ide-ide itu supaya tidak lupa. Cara yang paling mudah dilakukan adalah dengan membuat rancangan tulisan atau membuat peta pikiran dari calon tulisan yang hendak kita buat. Mungkin rancangan dan peta pikiran
tersebut tidak harus formal dan lengkap, hal ini sekadar membantu agar gagasan tidak menguap dan siap dirangkai pada saat menulis.
2.7 Metode Pendekatan dalam Penulisan Karya Ilmiah
Metode Rasional
• Data sekunder
• Pola berpikir deduktif
Metode Empiris
• Data primer
• Pola berpikir induktif
a. Pendekatan rasional (deduktif à data sekunder) mengemukakan keterangan-keterangan berdasarkan teori atau pendapat yang telah ditemukan sebelumnya (rujukan) à melalui proses penalaran
Contoh : mengkaji perkembangan teknologi pangan
Menelusuri sejarah terjadinya bumi
b. Pendekatan empiris (induktif à data primer) mengemukakan fakta-fakta berdasarkan hasil penelitian lapangan (mengadakan angket, wawancara, tinjauan lapangan, partisipasi kerja lapangan atau kerja praktik, percobaan) à mengolah data-data tersebut baru disimpulkan (simpulan di akhir)

1 komentar:

  1. Playtech Casino - DrmCD
    Playtech casino is a 제주 출장마사지 casino and games 공주 출장샵 company that was founded in 2004. It has over 200 games 구리 출장마사지 on its 대전광역 출장샵 website. It has over 200 games on 포천 출장마사지 its casino.

    BalasHapus