Sabtu, 07 April 2012

My Journal

PENGARUH ROA, NPM, DAN EPS TERHADAP HARGA SAHAM
PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK PERIODE 2007-2009


HARTI OKTARINA
Jurusan Akuntansi
(Universitas Gunadarma)
athii_ghadish_priyank@yahoo.co.id
Abstrak

The share price reflects the value of a company. If the company achieve good performance, the company's shares will be in great demand by investors. Company achieved good achievement can be seen in the financial statements published by the company (issuer). The purpose of this study was to determine the ROA, NPM, and Earning Per Share (EPS), and to know the effect of ROA, NPM, and Earning Per Share (EPS) on PT. INDOFOOD TBK, the period from 2007 to 2009. This research was conducted using the classic assumption test, which consists of 3 basic assumption, namely autocorrelation, multikoliniearitas, and heteroscedasticity. After that test multiple linear regression, F test, and test t. Based on the results of F test (simultaneous), indicate that ROA, NPM and EPS significantly influence stock prices. Based on t test (partial), only the NPM which has significant effect on stock prices.

Keyword : ROA, NPM, EPS, stock price



1. PENDAHULUAN

Setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam membiayai kegiatan operasionalnya, dana tersebut dapat diperoleh dari beberapa sumber, pertama berasal dari dalam perusahaan yakni modal pemilik, maupun laba ditahan (retained earning). Sedangkan sumber pembiayaan yang lain, berasal dari luar yakni dalam bentuk pinjaman (hutang) dari pihak lain. Untuk perusahaan yang sudah go public dalam upaya menambah dana kegiatan


operasionalnya dapat diperoleh melalui penjualan saham kepada para investor. Media yang digunakan perusahaan dalam menjual sahamnya pada publik adalah pasar modal. Inti dari kegiatan pasar modal adalah kegiatan investasi, yaitu kegiatan menanamkan modal baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan pada waktunya nanti pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut. Bagi para investor, melalui pasar modal mereka dapat memilih obyek investasi dengan beragam tingkat pengembalian dan tingkat risiko yang dihadapi.
Calon investor harus mengetahui kinerja serta prospek perusahaan yang menjual surat berharganya. Pada dasarnya investor mengukur kinerja perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba merupakan fokus utama dalam penilaian kinerja perusahaan. Laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Jika perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik maka investor akan tertarik menanamkan modalnya, karena adanya harapan akan memperoleh keuntungan dari penanaman modal tersebut.
Metode yang paling sering digunakan untuk mengukur kinerja keuangan adalah financial ratio yang dianalisis dari laporan keuangan perusahaan. Salah satu rasio yang sering digunakan oleh investor dalam menilai kinerja perusahaan adalah rasio profitabilitas yang terdiri dari Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM) dan Earning Per Share (EPS).
Dalam hal ini, penulis ingin mengetahui mengenai kinerja perusahaan PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, Tbk yang diukur melalui ROA, NPM, dan EPS. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (“ISM”) (BEI : INDF) adalah perusahaan Total Food Solutions yang terkemuka dengan kegiatan operasi yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk memperoleh beberapa penghargaan diantaranya “The Best in Building and Managing Corporate Image” dalam ajang Indonesia's Most Admired Companies Award 2009.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai analisis regresi linier berganda dengan memilih judul “Pengaruh ROA, NPM, dan EPS Terhadap Harga Saham Pada PT. INDOFOOD Sukses Makmur, Tbk Periode 2007-2009”.
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
Bagaimana tingkat ROA, NPM dan EPS PT. INDOFOOD Sukses Makmur, Tbk periode 2007 sampai 2009 ?
Seberapa besar pengaruh ROA, NPM dan EPS terhadap harga saham PT. INDOFOOD Sukses Makmur, Tbk periode 2007 sampai 2009 ?
Tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui ROA, NPM, dan EPS
Mengetahui pengaruh ROA, NPM, dan EPS terhadap harga saham

2. TINJAUAN PUSTAKA

Saham ( Stocks ) Merupakan surat berharga yang bersifat kepemilikan. Artinya si pemilik saham merupakan pemilik perusahaan. Semakin besar saham yang dimilikinya, maka semakin besar pula kekuasaannya di perusahaan tersebut. Keuntungan yang diperoleh dari saham dikenal dengan nama deviden. Pembagian deviden ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Menurut Sawidji Widoatmojo (1996;46) harga saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu :
Harga Nominal
Harga yang tercantum dalam sertifik at saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan.
Harga Perdana
Harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek.
Harga pasar
harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan inves tor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa.
Return On Asset (ROA)
Dalam perusahaan, keputusan investasi akan tercermin pada sisi aktiva perusahaan (Husnan, 1996: 7) dan oleh karena itu istilah Return On Investment sering disamakan dengan Return On Assets (ROA) (Horne, 1981: 726). Return On Assets menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan, karena itu dipergunakan angka laba setelah pajak dan (rata-rata) kekayaan perusahaan.





Net Profit Margin (NPM)

Menurut Alexandri (2008: 200) Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006: 299) Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan.


Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share (EPS) merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan. Dalam perhitungan Earning Per share, kita mengenal 2 jenis Earning Per Share, yaitu Earning Per Share Historis dan Earning Per share Proyektif.


Alat Analisis
Dalam penelitian ini digunakan kombinasi analisis data, yaitu analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis deskriptif dengan menganalisis rasio profitabilitas dengan alat bantu berupa tabel hasil olahan ROA, NPM, EPS. serta membuat berbagai kesimpulan terhadap sekumpulan data yang berasal dari suatu sampel.
Ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu variabel bebas untuk ROA, NPM dan EPS dan variabel terikat untuk harga saham. Kedua variabel tersebut akan dianalisis dengan teknik Uji Regresi Linier Berganda dengan software SPSS Versi 17. Namun sebelum dilakukan Uji Regresi tersebut harus dilakukan uji normalitas kemudian dilanjutkan kedalam uji asumsi klasik yang terdiri dari autokorelasi, mulitkolinieritas, dan heteroskedastisitas.



Uji Normalitas Data
Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa sampel diambil dari populasi yang terdistribusi normal.
1) Syarat yang harus dipenuhi agar data terdistribusi normal antara lain : Rasio Skewness berada pada interval -2 sampai dengan +2
2) Rasio Kurtosis berada pada interval -2 sampai dengan +2
3) Signifikan Kolmogorov-Smirnov dan Signifikan Shapiro Wilk > 0,05
Apabila salah satu syarat tidak terpenuhi maka data tersebut tidak terdistribusi normal

Uji Asumsi Klasik
1. Uji Autokorelasi ( tidak boleh ada korelasi )
Untuk menguji variabel – variabel yang diteliti, apakah terdapat autokorelasi atau tidak, bila uji nilai Durbin Watson mendekati angka dua, maka dapat dinyatakan bahwa tidak ada autokorelasi.
2. Uji Multikolinieritas ( tidak boleh ada multikolinieritas )
Uji multikolinieritas dapat dideteksi dengan menghitung koefisisen ganda dan membandingkannya dengan koefisien korelasi antarvariabel bebas. Uji multikolinieritas dengan SPSS dilakukan dengan uji regresi, dengan nilai patokan VIF (Variance Inflation Factor) dan koefisien korelasi antarvariabel bebas. Kriteria yang digunakan adalah :
• Jika nilai VIF di sekitar angka 1 atau memiliki toleransi mendekati 1, maka dikatakan tidak terdapat masalah multikolinieritas.
• Jika koefisien korelasi antarvariabel bebas kurang dari 0,5, maka tidak terdapat masalah kolinieritas.
3. Uji Heteroskedastisitas ( tidak boleh ada heteroskedastisitas )
Dengan melihat grafik plot antara nilai variabel terikat dengan residual. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengidentifikasi telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas

Menurut Dwi Priyanto (2008) pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi dalam menggunakan SPSS adalah sebagai berikut :
0.00 – 0.199 = sangat lemah
0.20 – 0.399 = lemah
0.40 – 0.599 = sedang
0.60 – 0.799 = kuat
0.80 – 1.000 = sangat kuat

Selain itu digunakan analisis kuantitatif, teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan rasio profitabilitas dan EPS yaitu :

Return Of Assets (ROA)

Net Profit Margin (NPM)

Earnings Per Share (EPS)


3. METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yang telah terdaftar sebagai perusahaan go public di Burs Efek Indonesia. Alamat kantor PT. Indofood Sukses Makmur Tbk berada di Sudirman Plaza Indofood Tower Lt. 27 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 76 - 78 Jakarta 12910.
Data / Variabel yang Digunakan
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data sekunder berupa Laporan Keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, yaitu Laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi periode tahun 2007 sampai periode tahun 2009 serta harga saham. Variabel yang digunakan adalah variabel bebas yaitu ROA, NPM, dan EPS serta variabel terikat adalah harga saham
Metode Pengumpulan Data
Penulis dalam mengumpulkan data perusahaan dengan menggunakan penelitian kepustakaan dengan membaca literatur-literatur yang berhubungan dengan objek penelitian ditambah dengan bahan kuliah yang didapat selama masa perkuliahan serta situs-situs web, dan sumber-sumber lain yang mendukung pada materi peneltian ini. Serta data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa neraca dan laporan laba/rugi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk periode tahun 2006-2009 serta data harga saham yang diperoleh dari situs www.idx.co.id
Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan ROA, NPM dan EPS terhadap harga saham. Maka pengujian hipotesisnya adalah apabila hipotesis nol (Ho) ditolak maka hipotesis alternatif (Ha) diterima, begitu pula sebaliknya. Penulis merumuskan hipotesis berdasarkan masalah penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara ROA, NPM, EPS terhadap harga saham
Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara ROA, NPM, EPS terhadap harga saham

Alat Analisis yang Digunakan
Dalam meneliti, penulis menggunakan analisis kuantitatif untuk menghitung rasio profitabilitas (ROA dan NPM) dan EPS, penulis juga melakukan analisis deskriptif yang ditampilkan dalam bentuk tabel yang merupakan hasil dari perhitungan rasio. Alat analisis rasio yang digunakan yaitu :
Return Of Assets (ROA)

Net Profit Margin (NPM)

Earnings Per Share (EPS)

Lalu dilanjutkan dengan Analisis Regresi Linier Sederhana dengan menggunakan software SPSS 17. Syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan analisis tersebut adalah dimana data harus terdistribusi normal dan variabel-variabel yang digunakan harus signifikan. Kenormalan suatu data dapat diuji dengan Uji Skweness dan Kurtosis serta Uji Kolmogorov – Smirnov dan Uji Shapiro Wilk, sedangkan untuk syarat yang kedua dapat diuji dengan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji autokorelasi, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang berhasil dikumpulkan adalah sebagai berikut :
Data ROA, NPM, EPS serta Harga Saham
Tahun Harga Saham ROA
( % ) NPM
( % ) EPS
( % )
2007 - TRIWULAN I 1520 0.95 3 21
TRIWULAN II 2025 1.9 2.9 43
TRIWULAN III 1930 3.3 3.4 80
TRIWULAN IV 2575 3.3 3.5 115
2008 - TRIWULAN I 2325 1.2 4.3 45
TRIWULAN II 2400 2.4 4.3 97
TRIWULAN III 1960 3.1 3.7 132
TRIWULAN IV 930 2.6 2.7 120
2009 - TRIWULAN I 940 0.27 1.2 128
TRIWULAN II 1890 1.9 4.3 91
TRIWULAN III 3025 3.8 5.5 179
TRIWULAN IV 3550 5.1 5.5 236
Perhitungan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh harga saham terhadap ROA, NPM, dan EPS dengan menggunakan software SPSS 17, berikut adalah hasil pengujian yang telah dilakukan :

Hasil Uji Normalitas

Hasil Signifikan Uji Normalitas

Sumber : data diproses dengan SPSS

Dari tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh angka probabilitas atau Asym. Sig. (2-tailed). Nilai ini dibandingkan dengan 0.05 untuk pengambilan keputusan dengan kriteria :
Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05 distribusi data adalah tidak normal Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0.05 distribusi data adalah normal
Berdasarkan tabel diatas untuk data harga saham dapat dilihat hasil Kolmogorov-Smirnov yang menunjukkan nilai signifikan sebesar 0.871 Nilai tersebut lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data harga saham terdistribusi normal.
Berdasarkan tabel diatas untuk data ROA dapat dilihat hasil Kolmogorov-Smirnov yang menunjukkan nilai signifikan sebesar 0.999. Nilai tersebut lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data ROA terdistribusi normal.
Berdasarkan tabel diatas untuk data NPM dapat dilihat hasil Kolmogorov-Smirnov yang menunjukkan nilai signifikan sebesar 0.971. Nilai tersebut lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data NPM terdistribusi normal.
Berdasarkan tabel diatas untuk data EPS dapat dilihat hasil Kolmogorov-Smirnov yang menunjukkan nilai signifikan sebesar 0.864 Nilai tersebut lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data EPS terdistribusi normal.
Berdasarkan keempat data yang diolah dengan menggunakan SPSS, nilai signifikan keempat data tersebut lebih besar dari 0.05, sehingga data harga saham, ROA, NPM, dan EPS terdistribusi normal.

Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinieritas
Hasil Uji Multikolinieritas Sumber : data diproses dengan SPSS
Berdasarkan tabel coefficients diatas diketahui bahwa nilai VIF adalah : 3.332 (variabel ROA); 1.968 (variabel NPM); 2.158 (variabel EPS). Hasil ini berarti variabel terbebas dari asumsi klasik multikolinieritas, karena hasil VIF lebih kecil dari 10.

2. Uji Heteroskedastisitas
Diagram Scatter Plot

Dengan melihat grafik scatterplot, terlihat titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan.

3. Uji Autokorelasi
Hasil Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi diantara anggota observasi yang terletak berderetan, biasanya terjadi pada data time series, Makridakis, dkk (1995) dalam Sulaiman (2004), untuk mendeteksi auto korelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut :
1.65 < DW < 2.35 maka tidak ada autokorelasi 1.21 < DW < 1.65 atau 2.35 < DW < 2.79 maka tidak dapat disimpulkan DW < 1.21 atau DW > 2.79 maka terjadi autokorelasi

Berdasarkan tabel Model Summary diatas, didapat nilai Durbin Watson (DW) sebesar 2.169. Hal ini berarti nilai 1.65 < 2.169 < 2.35, artinya tidak ada autokorelasi Persamaan Regresi Hasil Uji Regresi Linier Berganda Berdasarkan tabel diatas, maka diperoleh persamaaan regresinya adalah : Y = 66,342 + 120,580X1 + 453,233X2 + 0,460X3 Jika segala sesuatu pada variabel – variabel independen dianggap konstan maka nilai harga saham (Y) adalah sebesar 66,342 Jika terjadi penambahan ROA sebesar 1, maka akan meningkatkan harga saham sebesar 120,580 Jika terjadi penambahan NPM sebesar 1, maka akan meningkatkan harga saham sebesar 453,233 Jika terjadi penambahan EPS sebesar 1, maka akan mengurangi harga saham sebesar 0,460 Koefisien Determinasi Output pada SPSS tersebut memiliki nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (Adjusted R square) sebesar 0.727. Artinya, 72,7% variabel dependen harga saham dipengaruhi oleh variabel independen ROA, NPM dan EPS, dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Uji Simultan dengan F-test Hasil Regresi Uji F Pengujian hipotesis : a. Menentukan Ho dan Ha Ho : ROA, NPM dan EPS secara bersama – sama tidak berpengaruh terhadap harga saham Ha : ROA, NPM dan EPS secara bersama – sama berpengaruh terhadap harga saham b. Output SPSS tersebut menunjukkan p-value 0,004 < 0,05 artinya signifikan. Signifikan disini berarti Ha diterima, Ho ditolak. Artinya ROA, NPM dan EPS berpengaruh secara bersama – sama terhadap harga saham. Uji Parsial dengan t-test Hasil Regresi Uji t Analisis tabel coefficients untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut : ROA Pengujian hipotesis : a. Ho dan Ha Ho : ROA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham Ha : ROA berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham b. Sig. = 0,482 c. Keputusan : Karena nilai sig. sebesar 0,482 > 0,05, maka Ho diterima
d. Kesimpulan : Return Of Assets (ROA) tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
NPM
Pengujian hipotesis :
a. Ho dan Ha
Ho : NPM tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham
Ha : NPM berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham
b. Sig = 0,012
c. Keputusan :
Karena nilai sig. sebesar 0,012 < 0,05 maka Ho ditolak d. Kesimpulan : NPM berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham EPS Pengujian hipotesis : a. Ho dan Ha Ho : EPS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham Ha : EPS berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham b. Sig. = 0,880 c. Keputusan : Karena nilai sig. sebesar 0,880 > 0,05. Maka Ho diterima
d. Kesimpulan :
EPS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham

5. KESIMPULAN
Dari 3 variabel yang digunakan dalam penelitian ini tidak semuanya berpengaruh secara parsial pada harga saham. Variabel yang memiliki pengaruh pada harga saham hanya Net Profit Margin (NPM).
Dari hasil uji t dengan melihat nilai signifikansi, yang paling signifikan berpengaruh terhadap harga saham adalah NPM dengan nilai signifikansi t sebesar 0.012 dan variabel independen yg paling tidak berpengaruh terhadap harga saham adalah EPS dengan nilai signifikansi t sebesar 0.880
Dari hasil uji F, terbukti bahwa nilai signifikansi F lebih kecil dari nilai signifikansi yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu 0,004 < 0,05. Artinya seluruh variabel independen dalam penelitian ini secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap harga saham sebagai variabel dependen.
Seluruh variabel independen dalam penelitian ini menyumbang 72,7% dari keseluruhan variabel independen yang seharusnya ada seperti terlihat pada nilai adjusted R2. Artinya masih terdapat 27,3% variabel-variabel independen lain yang belum diketahui dan diteliti secara ilmiah, mempengaruhi harga saham.

Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan saran kepada manajemen PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. yaitu diharapakan manajemen perusahaan bisa terus mempertahankan serta meningkatkan kinerja perusahaannya sehingga terus mengalami peningkatan terhadap setiap rasionya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar