Sabtu, 07 April 2012

LAPORAN KEUANGAN - RUGI LABA

1. PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Menurut Zaki Baridwan dalam bukunya yang berjudul “Intermediate Accounting” menyatakan bahwa :

“Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.” ( 2000;17)

Menurut Taswan dalam bukunya yang berjudul “Akuntansi Perbankan” laporan keuangan didefinisikan sebagai :

“Bentuk informasi yang disajikan oleh bagian akuntansi adalah laporan keuangan. Laporan keuangan disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan kinerja perusahaan yang dicapai selama periode tertentu.” ( 2005;39)

2. JENIS – JENIS LAPORAN KEUANGAN

Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah laporan keuangan dimana jenis laporan keuangan terdiri dari elemen-elemen yang menghubungkan transaksi-transaksi yang telah terjadi pada perusahaan. Jenis-jenis laporan keuangan yang lengkap menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no.1 terdiri dari komponen-komponen berikut ini:
1. Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang menunjukan posisi keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu. Informasi yang terdapat dalam neraca adalah jumlah harta, hutang, dan modal perusahaan pada saat tertentu. Informasi tersebut dapat bersifat opersional atau strategis, baik kebijakan modal kerja, investasi, maupun struktur modal yang telah diambil oleh perusahaan. Secara garis besar, neraca memberikan informasi mengenai sumber dan penggunaan dana perusahaan. Sisi sebelah kiri neraca ( aktiva ) merupakan sisi penggunaan dana perusahaan yakni berupa kebijakan investasi jangka panjang dan investasi jangka pendek. Sedangkan sisi sebelah kanan ( passiva ) menunjukan sumber-sumber dana untuk membiayai investasi jangka panjang maupun investasi jangka pendek. Pos-pos dalam neraca disusun mulai dari yang paling likuid ( mudah dicairkan menjadi uang tunai ) sampai dengan yang paling tidak likuid.
2. Laporan Rugi-Laba
Laporan laba-rugi merupakan laporan mengenai pendapatan, biaya-biaya, dan laba perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba-rugi biasanya disusun dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan kontribusi dan pendekatan fungsional. Pendekatan kontribusi membagi biaya dalam dua sifat pokok yakni biaya variabel dan biaya tetap. Pendekatan ini digunakan dalam mengambil keputusan manajemen berkenaan dengan perencanaan biaya, volume dam laba. Laporan laba-rugi yang disusun dengan pendekatan fungsional memberikan informasi mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan oleh setiap fungsi utama dalam perusahaan ( fungsi produksi, pemasaran, sumber daya perusahaan dan keuangan ).
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan modal adalah ikhtisar tentang perubahan suatu perusahaan yang terjadi selama periode tertentu. Laporan ini merupakan penghubung antara laporan laba rugi dan neraca. Informasi yang terdapat didalamnya dapat menjawab pertanyaan tentang pertambahan modal perusahaan serta sebab-sebabnya.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang mempunyai peranan penting dalam memberi informasi mengenai berapa besar dan kemana saja kas digunakan serta dari mana sumber kas itu diperoleh. Laporan ini menunjakan apa yang telah dilakukan perusahaan terhadap kas yang dimilikinya.
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan merupakan keterangan atau informasi hal-hal dalam laporan keuangan yang kurang jelas. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting, informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di neraca, laporan rugi-laba, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas, informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.

3. KOMPONEN DALAM LAPORAN KEUANGAN – NERACA

Laporan neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aktiva kewajiban dan modal pada saat tertentu. Laporan ini bisa disusun tiap saaat dan merupakan opname situasi posisi keuangan pada saat itu.
Isi/komponen laporan neraca terdiri atas:

HartaAktiva (Asset)
Asset adalah harta yg dimiliki perusahaan yg berperan dalam operasi perusahaan misal kas persediaan aktiva tetap aktiva yg tak terwujud dan lain-lain. Pengertian asset ini dikemukakan oleh berbagai pihak sebagai berikut :

Menurut Accounting Principal Board (APB) Statement (1970:132) dikemukakan bahwa :
“kekayaan ekonomi perusahaan termasuk didalam pembebanan yg ditunda yg dinilai dan diakui sesuai prinsip akuntansi yg berlaku.”

Selanjut Financial Accounting Standard Board (FASB) (1985) memberikan definisi sebagai berikut :
“asset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yg diperoleh atau dikuasai di masa yg akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yg lalu.”

Berdasarkan definisi tersebut di atas maka dapat dikatakan bahwa sesuatu dianggap sebagai asset jika di masa yg akan datang dapat diharapkan memberikan net cash inflow yg positif kepada perusahaan. Klasifikasi aktiva yg dimiliki perusahaan terdiri dari berbagai macam. Secara umum klasifikasi aktiva tetap terdiri atas : 1) aktiva tetap berwujud (Fixed Asset) dan 2) aktiva tetap tak berwujud (Intangible Assets). Aktiva tetap berwujud meliputi semua barang yg dimiliki perusahaan dgn tujuan utk dipakai secara aktif dalam operasi perusahaan dan mempunyai masa kegunaan relatif permanen. Aktiva tetap berwujud yg mempunyai masa kegunaan yg terbatas harus didepresiasi selama masa kegunaan dan disajikan dalam neraca sebesar nilai buku (harga perolehan dikurangi dgn akumulasi depresiasinya). Yang termaduk dalam golongan aktiva ini adl bangunan mesin dan alat-alat pabrik mebel dan alat-alat kantor kendaraan dan alat-alat transport alat kerja bengkel aktiva sumber alam. Sedang aktiva tetap berwujud yg mempunyai masa kegunaan tak terbatas disajikan di dalam neraca sebesar harga perolehan. Sedangkan aktiva tetap tak berwujud meliputi hak-hak preferensi ( istimewa ) yg dijamin oleh undang-undang kontrak perjanjian-perjanjian dan mempunyai masa manfaat dalam waktu relatif permanen.
Menurut Harnanto (1991:357) bagi manajemen operating investment (assets) meliputi seluruh mesin dan alat-alat pabrik dan lain-lain equipmen serta modal kerja yg ditempatkan utk dikelola atau dioperasikan dalam usaha perusahaan utk menghasilkan laba.
Berdasarkan pengertian di atas menunjukkan bahwa pada sudut pandang operasional investasi aktiva tetap adalah merupakan salah satu unsur penting yg perlu menjadi fokus perhatian bagi perusahaan dalam kegiatan operasional dalam kaitan dgn menghasilkan pendapatan/laba. Disamping itu untuk tujuan pemeliharaan kondisi aktiva tetap baik berwujud maupun tak berwujud tetap dalam kondisi produktif bagi perusahaan diperlukan ada depresiasi dan amortisasi sebagai proses alokasi harga perolehan aktiva tetap tersebut.

Kewajiban/utang (Liabilities)
Menurut definisi yg diberikan oleh APB bahwa :
“kewajiban ekonomis dari suatu perusahaan yg diakui dan dinilai seusuai prinsip akuntansi. Kewajiban disini termasuk juga saldo kredit yg ditunda yg bukan merupakan utang atau
kewajiban.”
Berdasarkan definisi di atas maka kewajiban ekonomis bagi perusahaan adl diartikan sebagai penyerahan harta atau jasa di masa yg akan datang. Selanjut FASB memberikan definisi kewajiban sebagai berikut :

“….kemungkinan pengorbanan kekayaan ekonomis di masa yg akan datang yg timbul akibat kewajiban perusahaan sekarang utk memberikan harta atau memberikan jasa kepada pihak lain di masa yg akan datang sebagai akibat suatu transaksi atau kejadian yg sudah terjadi.”

Definisi tersebut di atas menunjukkan bahwa kewajiban memiliki 3 sifat utama yaitu ; (1) kewajiban itu benar ada (2) kewajiban itu tak dapat dihindarkan (3) kewajiban yg mewajibkan perusahaan telah terjadi.
Kewajiban jika dikategorikan sesuai dengan jangka waktu maka terdapat kewajiban jangka pendek (Current liabilities) dan kewajiban jangka panjang (long-term liabilities). Menurut Harnanto (1991:59) hutang jangka panjang adalah semua hutang yg jatuh tempo pembayaran melampaui batas waktu satu tahun sejak tanggal neraca atau pembayaran tak akan dilakukan dalam periode siklus operasi perusahaan tetapi lbh panjang dari batas waktu tersebut. Hutang obligasi hutang hipoteik hutang bank (kredit investasi) merupakan contoh-contoh dari hutang jangka panjang.
Dalam kegiatan operasi perusahaan hutang jangka panjang merupakan salah satu sumber permodalan yg mengandung resiko krn memiliki komitmen utk melakukan pembayaran sesuai jumlah yg disepakati meski perusahaan dalam keadaan rugi sekalipun sehingga hutang dapat saja menanggung resiko melebihi jumlah modal sendiri. Hal ini dipertegas oleh Harnanto (1991:304) bahwa semakin besar proporsi hutang di dalam struktur permodalan perusahaan akan semakin besar pula kemungkinan terjadi ketak mampuan utk membayar kembali hutang beserta bunga pada tanggal jatuh temponya. Pernyataan tersebut berarti bahwa bagi para kreditur bahwa kemungkinan turut serta dana yg mereka tanamkan di dalam perusahaan utk dipertaruhkan pada resiko kerugian juga semakin besar. Sedangkan bagi para pemilik khusus pemegang saham biasa adaaa hutang di dalam perusahaan merupakan pula suatu resiko tersendiri terhadap kemungkinan rugi yg dihadapi dari dana yg mereka tanamkan. Tetapi resiko itu juga diimbangi ada harapan utk mendapatkan tingkat keuntungan yg lbh tinggi (rentabilitas) sebagai akibat penggunaan modal asing. Akan tetapi perlu diingat bahwa proporsi hutang/modal asing yg berlebihan akan berakibat pada fleksibilitas manajemen untuk beralih pada aktivitas yg profitable akan tertutup dan menghadapi banyak hambatan/tintangan.

Modal Pemilik (Owner’s Equity)
Equity adalah suatu hak yg tersisa atas aktiva suatu lembaga (entity) setelah dikurangi kewajibannya. Kategori modal bagi tiap perusahaan dapat berbeda yaitu pada perusahaan perseorangan nilai modal ini merupakan modal pemilik sendiri. Sedangkan dalam perusahaan perseroan terdiri dari modal setor dan modal dari pendapatan (retained Earnings).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar